Investasi itu bukan cuma soal untung besar. Tapi juga soal bagaimana melindungi uang yang kita miliki, menjaga agar nilainya nggak tergerus inflasi, sekaligus membuatnya bekerja lebih cerdas.
Saya bukan trader profesional atau analis pasar bersertifikat. Saya hanyalah seseorang yang peduli dengan masa depan finansial saya—dan ingin membagikan pengalaman investasi pribadi yang mungkin bisa berguna buat kamu, entah kamu pemula atau sudah pernah nyemplung ke dunia saham.
Strategi ini saya jalani sejak beberapa tahun terakhir dan alhamdulillah cukup memberikan hasil yang stabil, tidak terlalu stres, dan tetap sesuai dengan prinsip syariah yang saya yakini.
Berikut adalah cara lindungi uang, strategi saya dalam berinvestasi emas & saham. Kamu bebas menyesuaikan atau bahkan meniru. Semoga bermanfaat!
1. Sebelum Beli Saham, Saya Selalu Convert Dana Cash ke Emas Digital (GCA)
Langkah pertama yang saya lakukan bukan langsung masuk ke sekuritas, tapi saya convert dulu uang cash ke emas digital lewat Gold Convert Account (GCA) dari Quantum Metal.
Kenapa? Karena dengan cara ini, saya bisa:
- Mengamankan dana dari fluktuasi nilai mata uang
- Menghindari dana nganggur terlalu lama di rekening bank
- Tetap punya backup nilai ketika pasar sedang tidak menentu
Dari fitur GCA ini, saya bisa mendapatkan cash sekitar 85% dari nilai emas yang saya simpan. Nah, dana inilah yang kemudian saya gunakan untuk mulai masuk ke saham. Jadi sebelum dana “bekerja” di pasar saham, nilainya sudah saya lindungi lebih dulu dengan emas.
2. Selalu Pilih Saham-Saham Syariah di Indeks
Langkah kedua: saya fokus pada saham-saham syariah. Bukan hanya karena saya muslim, tapi karena:
- Saham syariah biasanya lebih sehat secara fundamental
- Tidak ada unsur riba, judi, atau bisnis haram lainnya
- Jauh dari praktik spekulasi ekstrem yang bikin jantung deg-degan
Untuk pilihan, saya lihat daftar di Jakarta Islamic Index (JII) atau Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Di sana sudah jelas mana saja saham yang sesuai syariah dan sudah dikurasi secara resmi.
3. Pilih Saham yang Rajin Bagi Dividen
Setelah menentukan saham syariah, saya cari yang rajin bagi dividen. Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham—semacam “bonus” rutin dari perusahaan.
Saya pribadi lebih suka saham dengan dividen rutin dan konsisten daripada saham yang cuma naik turun harga tapi nggak jelas arah.
4. Target Dividen Saya Minimal 8% per Tahun
Buat saya pribadi, angka 8% per tahun sudah sangat bagus, karena:
- Lebih tinggi dari bunga deposito bank konvensional
- Masih di atas rata-rata inflasi tahunan
- Menjadi “penghasilan pasif” yang lumayan tiap tahun
Jadi meskipun harga saham nggak selalu naik, dividen tetap bisa jadi sumber cuan yang konsisten. Bisa buat tambahan tabungan, reinvest, atau kebutuhan lainnya.
5. Beli Saham Secara Bertahap, Jangan Sekali Langsung Besar
Ini penting banget: jangan buru-buru!
Saya selalu membeli saham secara bertahap, dengan sistem cicilan. Kenapa? Karena:
- Pasar saham fluktuatif, harga bisa berubah dalam hitungan jam
- Beli langsung dalam jumlah besar berisiko jika ternyata harganya turun
Dengan bertahap, saya bisa atur psikologis dan strategi, plus tetap punya amunisi ketika harga saham berubah.
6. Gunakan Grafik 3 Tahunan sebagai Patokan Harga
Cara sederhana yang saya pakai: lihat grafik harga saham selama minimal 3 tahun ke belakang.
Kalau harga saat ini:
- Mendekati titik terendah 3 tahun terakhir → berarti potensi upside besar, bisa beli
- Sudah di atas rata-rata atau mendekati puncak → jangan langsung sikat, beli secara bertahap
Intinya, saya nggak buru-buru beli saham yang sedang naik hanya karena FOMO (Fear of Missing Out). Lebih baik pelan-pelan tapi mantap.
7. Saat Harga Naik, Jangan Top-Up Dulu. Saat Turun, Beli Secara Bertahap
Ini salah satu prinsip favorit saya: “Jangan beli saat euforia, beli saat banyak orang takut.”
- Kalau harga saham naik, saya tahan dulu, jangan langsung top-up
- Tapi kalau harga justru turun (padahal fundamentalnya bagus), saya beli lagi perlahan-lahan untuk average down
Strategi ini membantu saya mendapatkan harga rata-rata yang lebih rendah, dan potensi profit lebih tinggi di masa depan.
8. Ambil Untung, Tapi Sisakan Lot Saham
Kalau harga saham sudah naik dan saya dapat keuntungan, saya take profit sebagian aja.
Jangan jual semua. Kenapa?
- Saham yang bagus biasanya akan terus tumbuh
- Saya tetap ingin menikmati dividen dari lot yang tersisa
- Risiko buyback di harga mahal bisa dihindari
Dengan begitu, saya bisa tetap nikmati hasil, tapi juga punya aset yang terus bekerja.
9. Diversifikasi Portofolio, Jangan Hanya Pegang 1 Saham
Terakhir, saya selalu punya lebih dari satu saham dalam portofolio. Minimal 3–5 saham berbeda di sektor yang berbeda juga. Tujuannya jelas:
- Kalau salah satu saham jatuh, masih ada yang bertahan atau bahkan naik
- Risiko portofolio jadi lebih seimbang
- Nggak terlalu bergantung pada satu emiten
Diversifikasi adalah kunci agar kamu nggak panik saat pasar goyah.
Penutup
Setiap orang punya cara lindungi uang melalui strategi investasi masing-masing. Strategi saya mungkin sederhana dan tidak terlalu teknikal, tapi selama ini cukup membantu saya melindungi nilai uang sekaligus menumbuhkannya.
Intinya adalah,
- Lindungi dulu nilai uang kamu, salah satunya dengan menyimpannya dalam bentuk emas digital melalui GCA dari Quantum Metal
- Baru kemudian, dari dana 85% yang cair, kamu gunakan untuk membangun portofolio saham syariah
- Fokus pada dividen, grafik historis, dan jangan terburu-buru dalam menambah modal
Kalau kamu ingin mencoba cara yang saya pakai, kamu bisa mulai dengan daftar sebagai member Quantum Metal resmi lewat link berikut: https://lindungnilai.com/daftar
Di sana, kamu bisa mulai dengan fitur Gold Convert Account (GCA) yang memungkinkan kamu:
- Menyimpan emas digital berbasis fisik
- Mendapatkan likuiditas hingga 85% untuk investasi lainnya
- Menjaga dana dari inflasi & fluktuasi pasar
Yuk, jadikan uang kamu bukan cuma nganggur di rekening, tapi aktif bekerja lewat strategi yang halal, aman, dan terukur.