Siapa bilang cuan dari saham cuma bisa didapat dari selisih harga beli dan jual? Faktanya, banyak investor justru mengandalkan dividen sebagai sumber penghasilan pasif jangka panjang.
Dividen ibarat “uang jajan rutin” dari perusahaan yang bisa kamu nikmati setiap tahun—tanpa harus jual saham yang kamu punya. Bahkan, ada yang hidup dari dividen loh!
Tapi, bagaimana cara memilih saham yang rajin kasih dividen dan return-nya tinggi? Di artikel ini, saya akan bahas strategi sederhana namun efektif yang biasa saya pakai untuk menyaring saham dividen tinggi dan sehat. Yuk simak sampai tuntas!
Apa Itu Dividen?
Sederhananya, dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham. Kalau kamu punya saham PT XYZ dan perusahaan itu untung besar, maka sebagian dari keuntungannya bisa dibagikan ke kamu dalam bentuk uang tunai (cash dividend) atau saham tambahan (stock dividend).
Biasanya, dividen dibagikan setahun sekali, meskipun ada juga yang semi-tahunan atau kuartalan, tergantung kebijakan perusahaan.
Kenapa Pilih Saham yang Bagi Dividen?
Banyak alasan kenapa investor suka saham dividen:
- Ada pemasukan rutin tiap tahun
- Lebih stabil saat pasar fluktuatif
- Bisa direinvestasi untuk compounding
- Mengurangi tekanan untuk jual-beli harian (trading)
- Kalau syariah, insyaAllah lebih berkah
Saham dividen cocok buat kamu yang:
- Ingin pendapatan pasif
- Fokus jangka panjang
- Tidak mau terlalu aktif mantau pasar
Cara Memilih Saham Dividen Tinggi
Memilih saham dividen tinggi bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Cek Dividen Yield (DY) – Target Saya: Minimal 8% per Tahun
Dividend Yield = (Total Dividen Tahunan ÷ Harga Saham Sekarang) x 100%
Misalnya:
- Saham ABC bagi dividen Rp200 per lembar
- Harga sahamnya sekarang Rp2.000
- Maka dividen yield = 10%
Saya pribadi menargetkan DY minimal 8% per tahun, karena itu sudah di atas bunga deposito dan tetap kompetitif bahkan dibanding instrumen pendapatan tetap lainnya.
Tapi jangan hanya tergiur DY besar ya. Harus dicek juga konsistensinya.
2. Pilih Perusahaan yang Rajin & Konsisten Bagi Dividen
Banyak perusahaan kasih dividen tinggi sekali, lalu tahun berikutnya tidak lagi.
Yang kamu cari adalah:
- Konsisten bagi dividen minimal 3–5 tahun terakhir
- Nominal dividen stabil atau meningkat
- Tidak pernah skip bagi dividen tanpa alasan jelas
Contoh sektor yang biasanya rajin dividen:
- Bank syariah
- Perusahaan infrastruktur
- Consumer goods besar
- Perusahaan tambang (tapi perlu cek siklusnya)
3. Cek Rasio Dividend Payout Ratio (DPR)
DPR menunjukkan berapa persen dari laba yang dibagikan sebagai dividen.
Contoh:
- Laba bersih perusahaan = Rp1 triliun
- Dividen dibagikan = Rp500 miliar
- DPR = 50%
Idealnya:
- DPR sehat = 40%–70%
- Kalau terlalu kecil (<30%) → perusahaan terlalu hemat
- Kalau terlalu besar (>90%) → bisa jadi nggak sustainable
Kecuali untuk perusahaan mapan yang tidak terlalu ekspansi, DPR besar bisa jadi tanda bagus.
4. Pastikan Perusahaannya Syariah
Buat kamu yang muslim, penting banget untuk pilih saham dari daftar syariah, seperti:
- ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia)
- JII (Jakarta Islamic Index)
- Saham syariah versi OJK
Kenapa? Karena:
- Terhindar dari riba & praktik bisnis yang tidak halal
- Transaksi keuangan lebih bersih
- Memberi ketenangan batin saat menerima hasil
5. Lihat Fundamental Keuangan: Jangan Lupa “Isi Dompet” Perusahaan
Dividen cuma bisa dibayar kalau perusahaan punya laba dan cash flow sehat.
Cek hal ini:
- Laba bersih stabil atau naik
- Utang tidak melebihi 50% dari ekuitas
- Arus kas operasional positif
- Ekuitas meningkat tiap tahun
Tools yang bisa dipakai:
- Laporan keuangan di RTI Business, Stockbit, atau situs BEI
- Bandingkan antar perusahaan di sektor yang sama
6. Hindari Saham yang DY-nya Tinggi Tapi “Jebakan”
Kadang ada saham yang tiba-tiba punya DY besar banget (20–30%). Tapi pas dicek:
- Ternyata perusahaan rugi
- Dividen dibayar dari utang
- Harga saham anjlok duluan, lalu naik karena spekulasi
DY tinggi itu menarik, tapi harus realistis dan disertai kondisi fundamental yang masuk akal.
7. Lakukan Pembelian Bertahap, Terutama di Harga Diskon
Sama seperti beli barang diskon, beli saham dividen juga butuh momen.
Kalau kamu lihat:
- Saham sedang turun 10–20%
- Tapi laporan keuangan tetap bagus
- Dividen tetap dibayar
Itu bisa jadi kesempatan bagus untuk akumulasi. Tapi belilah bertahap, jangan langsung besar, agar kamu bisa average down jika harga turun lagi.
8. Simpan Jangka Panjang dan Nikmati Efek Compounding
Kalau kamu disiplin menyimpan saham dividen:
- Uangnya kamu reinvest ke saham yang sama
- Tahun depan dividen bertambah
- Portofolio bertambah
- Cuan bertumbuh dengan sendirinya
Inilah yang disebut compounding effect—cuan dari cuan, terus berulang tiap tahun. Mirip “bunga berbunga”, tapi halal insyaAllah kalau kamu pakai saham syariah.
Bonus, Kombinasikan dengan Emas Digital dari Quantum Metal
Saham dividen memang powerful, tapi tetap ada fluktuasi pasar. Agar lebih aman, saya sendiri selalu menyimpan dana cadangan dalam bentuk emas digital lewat fitur GCA dari Quantum Metal.
Kenapa?
- Emas lebih stabil & anti inflasi
- Bisa ditukar jadi cash sampai 85% saat butuh masuk ke saham
- Tetap bisa “kerja” sambil menjaga nilai pokok
Ingin coba strategi ini juga? Gabung sebagai member resmi Quantum Metal lewat link berikut https://lindungnilai.com/daftar
Kesimpulan
Investasi di saham dividen bukan tentang jadi kaya mendadak, tapi tentang menyusun pondasi cuan jangka panjang yang tenang dan terukur. Pilih perusahaan yang sehat, rajin kasih dividen, dan sesuai prinsip syariah.
Kalau kamu gabungkan dengan strategi perlindungan nilai dari emas digital GCA, maka kamu bisa punya sistem investasi yang:
- Stabil
- Syariah
- Menguntungkan
- Dan tetap fleksibel saat pasar berubah
Siap jadi investor cerdas yang hidup dari dividen? Yuk mulai langkahmu hari ini!